Bikers Indonesia. 16 Maret 2011 - Suzuki Titan 115 mengandalkan gigi rasionya yang tersusun sesuai jumlah persneling di dalam girboks. Bahan-bahannya tergolong paling kuat, karena untuk transfer tenaga mesin hasil pembakaran guna mendongkrak beban motor dan pengendaranya.
Meski didukung bahan-bahan paling kuat, bukan berarti transmisi enggak perlu dirawat. Sebab kalau tidak dilakukan, gigi rasio yang kerap bersinggungan pun bisa rusak juga.
Untuk perawatan transmisi Smash Titan 115, paling penting menjaga kondisi pelumas mesin agar tetap prima. Jika kualitas jelek atau volume kurang, bagian yang bersinggungan cepat terkikis terutama gigi rasio, as dan lahernya.
Selain rajin ganti oli, penggunaan tuas persneling yang tepat juga termasuk salah satu syarat pengguna motor lakukan perawatan transmisi. Jika digunakan tidak semestinya, biasanya mata gigi rawan slek hingga bisa menyebabkan patah.
Biasanya yang sering rusak rasio gigi 1. Itu karena banyak pengguna motor terlalu maksa ketika proses pindah gigi awal dan buka gas secara mendadak. Jika dibiasakan terulang, maka jangan heran kalau motor tiba-tiba berhenti mendadak.
Proses selanjutnya, pada saat turun mesin yang melibatkan pembongkaran di ruang bak mesin, saran Hargo untuk biasakan mengecek kondisi keselurahan komponen itu. Utamanya melihat keausan dan kecacatan mata gir rasio, as gir rasio serta bantalan dudukan as gir yang juga terpasang di crank-case.
Baiknya kalau ada gir, as atau leher yang sudah aus segera diganti. Sebab proses ini termasuk jarang dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar