Jakarta, 18 Desember 2010 - Ide liar memodifikasi roda dua memang datang dari hati. Kalau hati tidak senada hasilnya tidak pas. Nah kalau ide sedang stuck, tak salahnya meminta petuah orang yang sudah jago menangani motor modifikasi.
Seperti yang dirasakan Hadi Irianto pemilik Honda C70 tahun 1981. Untuk membuat tampilan Honda jadulnya lebih ok, Hadi pun menyambangi Topo Goedel Atmodjo, punggawa Tauco Custom. Yang selanjutnya minta energi positif agar Honda C70 tampil oke.
"Saya serahkan kembali kepada Topo untuk masalah desainnya," kata Hadi. Ide Hadi sebelumnya tidak sejalan dengan sang pembesut. Awalnya Hadi hanya ingin membuat Honda C70 tampil seperti Chopy Cub yang lebih menegaskan kaki-kaki yang kuat.
Seperti yang dirasakan Hadi Irianto pemilik Honda C70 tahun 1981. Untuk membuat tampilan Honda jadulnya lebih ok, Hadi pun menyambangi Topo Goedel Atmodjo, punggawa Tauco Custom. Yang selanjutnya minta energi positif agar Honda C70 tampil oke.
"Saya serahkan kembali kepada Topo untuk masalah desainnya," kata Hadi. Ide Hadi sebelumnya tidak sejalan dengan sang pembesut. Awalnya Hadi hanya ingin membuat Honda C70 tampil seperti Chopy Cub yang lebih menegaskan kaki-kaki yang kuat.
Seperti menggunakan setang after market yang ditambah ban belakang 300 dengan jari-jari kepang dan ban depan 225 dengan menggunakan jari-jari lurus. "Sedangkan untuk mesin tadinya saya mau saya senadakan dengan bodi dengan warna hitam dove," ujarnya.
Namun balik lagi semua pengerjaan diserahkan pada Topo, tanpa campur tangan yang empunya hajat. "Namun saya serahkan kembali kepada Topo untuk masalah desainnya," imbuh Hadi yang membeli motor itu hanya Rp 400 ribu dari tukang loak.
Ide liar Topo pun mulai bermain. Konsep awal Honda C70 dibuat seperti hewan belalang sembah alias Cangcorang agar terlihat lucu dan unik. Agar sepadan dengan era motor yakni jadul, bodi oleh Topo dibuat gelap dengan cat hitam dove.
"Saya mewarnai dengan warna hitam dove agar lebih menarik," kata Topo
Bagian kaki-kaki, Topo menyematkan ban cukup besar. Tetap sudah diperhitungkan terlebih dahulu bobotnya. "Sedangkan untuk pelek belakang, saya menggunakan Custom Billet yang berukuran 12 inci dan pelek depan saya menggunakan ukuran 17 inci," tambah Topo.
Sementara pengikat ban belakang yang cukup gambot, Topo menggunakan suspensi Suzuki Shogun 110. Sementara, swing arm diperbesar, Topo pun menggunakan bahan khusus agar seimbang larinya. Disertai komponen knalpot ala Tauco Custom.
"Untuk suspensi belakang menggunakan Suzuki Shogun 110. Knalpot dan Swing Arm buat sendiri. Dan terakhir saya menggunakan head Lamp milik fog lamp mobil," lanjut raja Tauco.
Alhasil, ide liar Topo pun menjadi kebanggan Hadi. Ia pun merasa puas dengan hasilnya. "Dan saya sudah puas dengan hasil sekarang ini," ungkap Hadi yang menghabiskan dana sekitar Rp 1,6 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar