Malaysia, 15 Desember 2010 - Tak ada Bonek, tak ada pendukung Persija atau pun The Viking-Bandung. Tapi, kemenangan Tim Yamaha Indonesia, di sambut ramai oleh para perantau yang menyaksikan final Yamaha Asean Cup Race (YACR).
Di saksikan sekitar 4000 penonton, partai final untuk mencari rider terbaik se-Asean ini cukup ramai. Sebagai tuan rumah, Malaysia jelas mengusung misi merebut piala bergilir dari tangan tim Yamaha Indonesia.
“Terus kebut Sharil, ayo…ayo salip !” seloroh penonton dari balik pagar pembatas, saat berlangsungnya final kelas Expert ke-dua.
Sorak ramai ketika salah satu rider mereka tampil apik, terus menggema. Tapi sebaliknya, jika rider Negara lain yang lagi “on” di depan, huh…, macam manaitu, curang kau, dan sederet umpatan lainnya. Wajar lah, kita pun begitu ya, ketika menyaksikan atlet nasional bertempur di hadapan sendiri. Nasionalisme yang muncul dalam bentuk teriakan-teriakan kecil.
Apa mau dikata, Indonesia yang tampil ngotot di kelas Expert, menempatkan 4 rider sekaligus di barisan depan. Tentu saja adegan ini, disambut meriah oleh beberapa puluh penonton, yang ternyata para perantau di negeri Jiran itu. Aksi mereka terbilang unik, pasalnya di tengah-tengah mayoritas penonton Malaysia. Wah…aksi nekad nih.
“Ayo…kalahkan yang lain, terus…terus maju” ketus penonton dari Indonesia, yang juga diikuti puluhan teman-temannya.
“Saya senang banget mas, Indonesia bisa menang di sini. Pokoknya bangga banget, kayaknya rasa kangen pulang kampung terobati setelah lihat ini” kata Daryono, perantau dari Kebumen, Jawa Tengah, yang juga diamini teman-temannya.
Kejadian ini persis, ketika dua pebalap Indonesia yaitu Feriando Herdian, rider asal Bengkulu mampu tampil maksimal di barisan paling depan hingga finish, diikuti Iswandi Muis di urutan kedua dan Sharil (Malysia) di posisi ke-tiga, saat kelas Expert berlangsung.
Di saksikan sekitar 4000 penonton, partai final untuk mencari rider terbaik se-Asean ini cukup ramai. Sebagai tuan rumah, Malaysia jelas mengusung misi merebut piala bergilir dari tangan tim Yamaha Indonesia.
“Terus kebut Sharil, ayo…ayo salip !” seloroh penonton dari balik pagar pembatas, saat berlangsungnya final kelas Expert ke-dua.
Sorak ramai ketika salah satu rider mereka tampil apik, terus menggema. Tapi sebaliknya, jika rider Negara lain yang lagi “on” di depan, huh…, macam manaitu, curang kau, dan sederet umpatan lainnya. Wajar lah, kita pun begitu ya, ketika menyaksikan atlet nasional bertempur di hadapan sendiri. Nasionalisme yang muncul dalam bentuk teriakan-teriakan kecil.
Apa mau dikata, Indonesia yang tampil ngotot di kelas Expert, menempatkan 4 rider sekaligus di barisan depan. Tentu saja adegan ini, disambut meriah oleh beberapa puluh penonton, yang ternyata para perantau di negeri Jiran itu. Aksi mereka terbilang unik, pasalnya di tengah-tengah mayoritas penonton Malaysia. Wah…aksi nekad nih.
“Ayo…kalahkan yang lain, terus…terus maju” ketus penonton dari Indonesia, yang juga diikuti puluhan teman-temannya.
“Saya senang banget mas, Indonesia bisa menang di sini. Pokoknya bangga banget, kayaknya rasa kangen pulang kampung terobati setelah lihat ini” kata Daryono, perantau dari Kebumen, Jawa Tengah, yang juga diamini teman-temannya.
Kejadian ini persis, ketika dua pebalap Indonesia yaitu Feriando Herdian, rider asal Bengkulu mampu tampil maksimal di barisan paling depan hingga finish, diikuti Iswandi Muis di urutan kedua dan Sharil (Malysia) di posisi ke-tiga, saat kelas Expert berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar