Jakarta, 12 Januari 2011 - Ibarat senjata, sepeda motor selain berguna bagi pemakainya, namun juga bisa mencelakakan diri pengemudinya bahkan orang lain.
Sifat alamiah sepeda motor yang lebih kecil dibandingkan kendaraan bermotor lainnya di sisi lain memang memiliki kelebihan yakni ketika menyelip sela-sela kemacetan.
Namun itu semua juga harus diperhitungkan dengan cermat dan akurat, terlalu konyol bila hanya mengandalkan keberanian dan keberuntungan semata. Saat ini banyak pengemudi sepeda motor yang sembrono, nekat melanggar lampu lalulintas dan menyelip tanpa perhitungan. Tak heran saat ini sepeda motor menyumbang angak tertinggi dalam hal kecelakaan.
Kecelakaan di sepeda motor makin menggila, dan telah menimbulkan banyak korban. Korban kecelakan lalu lintas di tahun 2009 ada 18 ribu korban jiwa. Di tahun 2010 polisi mengklaim angka itu menurun menjadi 10 ribu.
Apalagi bila dilihat saat tahun 2008, sebanyak 2.732 orang menjadi korban kecelakaan sepanjang arus mudik dan balik. Dari jumlah itu, 616 orang meninggal dunia, ironisnya jumlah sepeda motor yang terlibat kecelakan mencapai 836 kendaran atau 66,4 % dari total 1.320 kecelakaan.
Bahkan data dari Kepolisian Republik Indonesia mencatat bahwa sebanyak 70 persen dari jumlah total kecelakaan melibatkan sepeda motor. Memang sebenarnya sepeda motor (khususnya bebek) tidak dirancang untuk melakukan perjalanan jauh.
Sebagai upaya pencegahan, saat ini para ATPM sepeda motor sedang giat menggalakkan kampanye safety riding. Bahkan pihak PT AHM (Astra Honda Motor) mendatangkan alat simulasi serta mendirikan pusat safety riding.
Namun di balik itu semua, salah satu hal yang terpenting adalah perilaku saling menghargai sesame pengguna jalan merupakan hal yang vital dalam menciptakan kenyamanan berlalu lintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar