Bikers Indonesia. 24 Maret 2011 - Per klep salah satu peranti vital dalam membuat engine berkitir sempurna. Tanpa didukung per mumpuni, porting terbaik bisa jadi percuma. Klep bisa floating alias ngambang ketika bekerja naik-turun di putaran tinggi. Tapi, ada beberapa faktor sebelum memilih per mana yang bisa diandalkan. Terutama, bagi mesin matik.
Mesin matik buat balap, jarang bermain di angka 12.000 rpm lebih. Selama ini, paling banyak bermain di 10.000–11.000 rpm. Jadi, tidak butuh per yang terlalu keras.
Matik, dengan kitiran rpm yang tidak lebih dari 13.000, jika masih bisa mengandalkan per klep yang berasal dari motor harian. Yap! Motor yang umum dipakai bikers tanah air.
Jika per klep terlalu keras, bisa berakibat tidak bagus bagi pacuan. Yang utama, bikin power drop di rpm tinggi. Karena, kitiran mesin serasa tertahan. Apalagi kalau per terlalu keras menekan.
Efek lainnya bisa menyebabkan noken as jadi cepat aus karena friksi berlebih dengan pelatuk kem. Itu kalau dipakai satu race. Tapi kalau dipakai dua race, tentu menyebabkan seting tidak sempurna. Hitungan durasi sudah berbeda. So, itu artinya, faktor pertama pemilihan per klep ditentukan dari tinggi rpm yang dihasilkan mesin.
Mesin matik buat balap, jarang bermain di angka 12.000 rpm lebih. Selama ini, paling banyak bermain di 10.000–11.000 rpm. Jadi, tidak butuh per yang terlalu keras.
Matik, dengan kitiran rpm yang tidak lebih dari 13.000, jika masih bisa mengandalkan per klep yang berasal dari motor harian. Yap! Motor yang umum dipakai bikers tanah air.
Jika per klep terlalu keras, bisa berakibat tidak bagus bagi pacuan. Yang utama, bikin power drop di rpm tinggi. Karena, kitiran mesin serasa tertahan. Apalagi kalau per terlalu keras menekan.
Efek lainnya bisa menyebabkan noken as jadi cepat aus karena friksi berlebih dengan pelatuk kem. Itu kalau dipakai satu race. Tapi kalau dipakai dua race, tentu menyebabkan seting tidak sempurna. Hitungan durasi sudah berbeda. So, itu artinya, faktor pertama pemilihan per klep ditentukan dari tinggi rpm yang dihasilkan mesin.
Faktor berikutnya dalam pemilihan per klep, juga ditentukan dari tinggi lift klep itu sendiri. Kalau tinggi lift klep masih bermain di bawah 9 mm, pakai klep Sonic saja. Itu sudah cukup.
Selain pakai Sonic, bisa juga andalkan per klep milik Suzuki Shogun 125. Bahkan, pemakaian per juga bisa di dobel alias pakai per kecil lagi di bagian dalam. Tapi, perlu penyesuaian lagi.
Penyesuaian, terutama di bagian per kecil. Jika tidak, bisa mentok ketika per sedang menekan full. Klep masih mau membuka, tapi ulir per sudah rapat.
Pegas klep motor harian lain yang bisa dipakai, yaitu Yamaha Mio didobel dengan per Honda Grand atau Karisma. Tapi, per dalam juga harus dipotong buat cegah mentok. Pemotongannya disesuaikan dengan per luar juga. Tapi, sedikit lebih pendek.
Tinggi batang klep juga bisa mempengaruhi pemilihan per. Tapi, jika tinggi batang masih dalam toleransi 1–2 mm, itu masih bisa diakali. Banyak mekanik yang memberi ring seukuran per dan diletakan di bawah per itu.
Tebalnya ring per, bisa beragam. Menurutnya, tergantung dari pre-load (beban bebas per) yang dicari mekanik. Oh ya! Setelah per dipotong, bagian permukaan juga harus diratakan lagi seperti bentuk asal ya. Sebab jika tidak, posisi per klep bisa bergeser ketika berfungsi.
So, pakai per apa, Bro?
Selain pakai Sonic, bisa juga andalkan per klep milik Suzuki Shogun 125. Bahkan, pemakaian per juga bisa di dobel alias pakai per kecil lagi di bagian dalam. Tapi, perlu penyesuaian lagi.
Penyesuaian, terutama di bagian per kecil. Jika tidak, bisa mentok ketika per sedang menekan full. Klep masih mau membuka, tapi ulir per sudah rapat.
Pegas klep motor harian lain yang bisa dipakai, yaitu Yamaha Mio didobel dengan per Honda Grand atau Karisma. Tapi, per dalam juga harus dipotong buat cegah mentok. Pemotongannya disesuaikan dengan per luar juga. Tapi, sedikit lebih pendek.
Tinggi batang klep juga bisa mempengaruhi pemilihan per. Tapi, jika tinggi batang masih dalam toleransi 1–2 mm, itu masih bisa diakali. Banyak mekanik yang memberi ring seukuran per dan diletakan di bawah per itu.
Tebalnya ring per, bisa beragam. Menurutnya, tergantung dari pre-load (beban bebas per) yang dicari mekanik. Oh ya! Setelah per dipotong, bagian permukaan juga harus diratakan lagi seperti bentuk asal ya. Sebab jika tidak, posisi per klep bisa bergeser ketika berfungsi.
So, pakai per apa, Bro?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar