Senin, 28 Februari 2011

Compression Tester Untuk Motor Balap dan Harian

Khusus untuk motor dilengkapi adaptor lubang busi (kiri).
Tekanan bisa di baca setelah motor distarter (Kanan).


Bikers Indonesia. 28 Februari 2011 - Menguji performa motor menggunakan dynotest rasanya sulit. Sebab harganya mahal dan jarang ditemukan. Coba jajal menggunakan compression tester.

Alat ini aslinya untuk mengukur tekanan atau kompresi di ruang bakar. Kita jadi mengetahuai kebocoran kompresi di dalam silinder. Bisa jadi karena ring piston aus atau piston sudah oblak.

Kebocoran kompresi bisa juga akibat sekir klep yang kurang rapat. Ini bisa mengurangi tenaga mesin. “Sebab tekanan dalam silinder berpengaruh terhadap power yang dihasilkan.



Motor standar pabrik yang normal, tekanan kompresinya 7-9 kg/cm². Atau bahkan bisa sampai 12 kg/cm². Jika kurang dari 7 atau 6 kg/cm², motor dipastikan susah hidup dan bahkan mogok. 

Lalu untuk menggunakan compression tester, juga sangat mudah. Tinggal dicolokkan ke lubang busi. Tentunya harus melepas busi terlebih dahulu ya.  

Lanjut, motor distarter atau dislah. Atau  paling mudah menggunakan elektrik starter. Kemudian perhatikan layar compression tester. Maka akan terlihat tekanan maksimal di dalam ruang bakar.

Di sana bisa dibaca hasil dari tekanan maksimal pada ruang bakar. Silakan pilih satuan mana. Mau PSI, Bar atau kg/cm². Tergantung mau pakai patokan apa.

PSI singkatan dari pound/square inchi atau pound/inchi². Konversinya 1 psi = 0,0703 kg/cm² = 0,06895 bar. Misalkan dari pengukuran didapat angka 100 psi = 7,03 kg/cm² = 6,895 bar. 

Angka ini bisa dijadikan patokan untuk setingan mesin. Misalkan dari hasil pengukuran angkanya 100 psi dan sukses bisa jadi juara satu. Maka untuk seting berikutnya, ya jangan rendah dari itu.

Misal angka yang keluar lebih rendah dari itu, berarti ada kebocoran kompresi. Bisa dari klep yang sudah kotor. Sehingga kotoran mengganjal di klep ketika menutup. Ini yang bikin kompresi bocor dan harus sekir ulang.

Tapi, setelah dibuka tau-nya beda, sekir klep masih rapat alias tidak bocor. Sebabnya bisa jadi dari ring piston yang memang sudah lemah atau aus.

Selain itu, bisa juga karena piston atau seher sudah oblak. Cara paling mudah, ya silakan ganti ring seher dan ukur kembali diameter boring. Jangan-jangan sudah longgar juga.

Namun bagaimana caranya untuk memiliki compression tester khusus untuk motor. Kalau bengkel resmi, dipastikan sudah pasti punya alat ini. Bengkel biasa juga bisa memilikinya. Bisa lacak di pertokoan yang khusus jual perlengkapan bengkel seperti Ace Hardware.

Tapi biasanya hanya tersedia compression tester untuk keperluan umum. Kalau dipakai buat motor, tidak bisa langsung klop. Juga tidak masuk ke dalam lubang busi yang ada ulirnya.

Harus dibuatkan adaptor di tukang bubut. Namun cukup berisiko karena tukang bubut belum tentu ngerti. Untuk itu harus dilacak yang bisa langsung pake. 

Memang kalau mau menebus alat ini harganya lebih mahal dibanding yang banyak beredar di pasaran. Karena sudah termasuk adaptornya.

Alat ini tidak hanya untuk keperluan balap. Bisa juga untuk menguji motor standar kalau mogok. Sebab, kompresi lemah akan bisa mudah dibaca lewat bantuan compression gauge. 

Kejadian kompresi lemah biasanya juga biasa dialami pada motor matik. Kejadian itu akibat mesin panas yang kadang dapat membuat ring piston rapat. Akibatnya kompresi ngelos. 

Atau bisa juga motor mogok apabila di ruang bakar banyak kerak. Kerak itu nempel di sitting klep dan mengganjal. Ini bisa juga bikin bocor kompresi.


Rasio Kompresi Diukur pakai buret atau suntikan (kiri).
Kompression tester langsung colok di lubang busi (kanan).
Rasio Kompresi Beda

Rasio kompresi beda dengan tekanan atau kompresi. Yang diukur menggunakan compression tester namanya kompresi. Satuannya PSI atau bar.

Sedangkan rasio kompresi menyatakan perbandingan volume ruang bakar plus volume silinder dibagi volume ruang bakar. Rumus rasio kompresi:

                               Vrb + Vs
Rasio kompresi = ----------------
                                  Vrb

Vrb = Volume ruang bakar (cc)

Vs = Volume silinder (cc)

Untuk mengukur volume ruang bakar tidak bisa menggunakan rumus. Tapi harus diukur pakai buret atau suntikan. Karena bentuk ruang bakar tidak beraturan.

Namun lebih dulu piston di posisi top atau TMA (Titik Mati Atas). Kemudian suntikan cairan oli campur bensin ke dalam ruang bakar sampai penuh. Dari sana akan ketahuan volume ruang bakar. Misalkan didapat Vrb = 10 cc.

Selanjutnya cari volume ruang bakar. Asal piston rata, bisa dicari pakai rumus volume silinder. Misal diameter seher 50 mm (5,0 cm) dan stroke 54 mm (5,4 cm). Volume silinder (Vs) jadinya 3,14 x 5,0² x 5,4 = 105,97 cc. 

                               10 + 105,97
Rasio kompresi=-------------------- = 11,6
                                   10 

Artinya rasio kompresi 11,6 : 1.

Safety Gear Tepat, Hujan Bukan Halangan!

Bikers Indonesia. 28 Februari 2011 - Hingga pagi ini (28/2), hujan masih terus mengguyur. Bukan hanya di Jakarta tapi merata hampir di semua wilayah Indonesia. Padahal segala aktivitas dan mobilitas bikers tak boleh terhambat hanya gara-gara hujan.

So, agar tetap maju terus panjang mundur hadapi hujan, siapkan dulu safety gearnya! Berawal dari pesiapan yang tepat, berkendara di saat hujan pun bisa dilakukan dengan baik.


Lalu apa saja yang harus diperhatikan? Paling pertama tentunya jas hujan. Ada dua syarat utama jas hujan. Yang pertama adalah, pilih yang bentuknya two piece. 

Jas hujan yang terdiri celana dan baju yang terpisah ini lebih memudahkan pergerakan badan saat berkendara. Selain itu, tidak akan terbang seperti jas hujan model plonco atau biasa disebut model batman.

Dan sebisa mungkin pilih jas hujan yang warnanya cerah, atau minimal ada bahan scotlight yang bisa memantulkan cahaya. Harus terang karena saat hujan kondisinya cenderung lebih gelap, tujuannya agar kita mudah terlihat oleh pengendara lain.

Safety gear berikutnya adalah helm. Open face atau full face boleh dipakai asalkan visor atau kaca helm-nya bening. Karena kondisi lingkungan lebih gelap, kaca bening membuat pandangan kita lebih leluasa.

Dan yang terakhir adalah alas kaki. Jangan biasakan sayang sepatu dari pada kaki. Masalahnya banyak biker yang justru lepas alas kaki atau pakai sendal saat berkendara di bawah guyuran hujan.

Hujan dan aspal yang licin pada dasarnya membuat motor lebih sulit dikendalikan sehingga resiko untuk terjatuh lebih besar. Nah, saat kaki tidak terlindungi, efek celakanya bisa lebih besar.

Sebaiknya tetap pilih sepatu sebagai alas kaki. Sebisa mungkin gunakan sepatu yang memiliki hak, agar kaki tidak mudah lepas dari footstep. 

Mudah kan? Ayo siapkan safety gear yang tepat sebelum hujan!

Minggu, 27 Februari 2011

Substitusi Per Kopling Honda Supra Dan Grand

Bikers Indonesia. 27 Februari 2011 - Memperbesar tenaga pacuan di Honda Grand atau Supra kesayangan, tentu harus diikuti ubahan kopling. Tujuannya, agar enggak selip ketika digeber. Tapi, hati-hati! Jangan sampai ubahan kopling malah bikin keram tangan. Apalagi, jika kopling sudah dimodifikasi jadi manual. Pastinya jika motor dipakai di kemacetan, malah bisa bikin tangan pegal.

Bagi beberapa mekanik, makin keras tarikan kopling makin bagus buat menghindari selip tenaga. Tapi, itu buat balap. Keras, gigitan kampas kopling makin padat. Buat tendangan balik lebih responsif.
Tapi ketika dipakai buat harian, tentu tidak perlu sekeras itu. Di pasaran, banyak produsen dan merek per kopling buat Honda Supra atau Honda Grand. Misalnya merek CLD yang tawarkan dua pilihan. Tipe New Competition, yang punya per lebih keras dari tipe Medium. Jelas, lebih baik diaplikasi buat keperluan balap.

New Competition berbahan Panadium, sekitar Rp 75 ribu. Sedang Medium, sekitar Rp 60 ribu. Tapi untuk harian, cukup pakai medium saja.

Kalau enggak mau instan, maksudnya beli produk tertentu, bisa juga aplikasi per kopling dari pacuan lain. Misalnya, Honda Tiger. Per Tiger juga lumayan lembut jika dipakai untuk harian.

Tapi, enggak bisa langsung pakai ya! Karena kalau langsung pasang, jatuhnya tetap bikin tarikan tuas kopling jadi berat. Maka itu saran John, ulir per kudu dipotong dulu sekitar 2 ulir. Itu berlaku untuk 4 per yang bakal diaplikasi. Harga per kopling pacuan sport Honda 200 cc ini, dijual Rp 6.400 per satuan.

Selain pakai per Tiger, tidak sedikit juga mekanik yang aplikasi per milik Suzuki Smash. Sebelum banyak merek per kopling kompetisi, per ini lumayan banyak yang pakai juga kok.

Menurutnya, daya balik yang dihasilkan per Smah cukup kuat. Tapi, ketika ditekan tidak terlalu keras. Itu karena jarak antar ulir yang dimiliki bebek Suzuki 110 cc itu lebih renggang ketimbang milik per Honda Supra standar.

 Buat aplikasi ke Supra, tidak perlu lakukan ubahan atau penyesuaian. Satu per kopling Smash, ditawarkan Rp 5.000. Jadi, buat pakai empat per, tinggal keluarkan uang Rp 20 ribu saja.

Tapi, jika menurut sobat tarikan tuas handle kopling masih terlalu berat, bisa tempuh cara lain. Yaitu, lewat pemanjangan tuas kopling di atas bak kopling.

Part yang biasa disebut amceng kopling oleh mekanik ini, sedikit dibuat panjang. Misal jika aplikasi part milik Yamaha Force 1, maka tuas ditambah panjang sekitar 1 cm saja. Ini sudah pengaruh dengan kekerasan tarikan.

Jangan terlalu panjang juga, malah bisa bikin selip. Baliknya kopling semakin lama dan daya tekan berkurang,” kata Kaper sembari bilang buat menambah panjang amceng, bisa pakai besi pelat atau besi dari tuas perseneling bekas dan yang dilas. Yuk dicoba!

Sabtu, 26 Februari 2011

Ragam Sasis Drag: Aluminium Hingga Titanium (Bag. 2)

SASIS JUPITER Z
Ini  khusus buat pembesut Yamaha Jupiter! Ketimbang membolongi sasis, coba tempuh aplikasi frame aluminium yang punya bobot 3 kg. Tapi, oleh sang penjual, ditawarkan full set. Sudah ada segitiga dan lengan ayun yang juga dari aluminium. Total berat, jadi sekitar 4 kg. Full set, dijual sekitar Rp 7 juta. Dengan sasis aluminium bulat, jika sobat aplikasi sasis ini maka konsep yang ditawarkan menyerupai pacuan ayam jago.

Jumat, 25 Februari 2011

Ragam Sasis Drag, Aluminium Hingga Titanium (Bag. 1)

Titanium kurang lebih 1,7 kg

Bikers Indonesia. 25 Februari 2011 - Agar pacuan drag lebih ringan berlari, enggak ada salahnya mengaplikasi rangka aluminium hingga titanium. Sebab, bobot yang ditawarkan jauh lebih enteng dari bobot sasis standar. Misal di Yamaha Mio. Standarnya berbobot 15 kg. Sedang frame aluminium, hanya memiliki berat sekitar 3 kg. Tapi, soal harga, jelas beda!

Selain itu, pemakaian sasis aftermarket ini demi menjaga faktor safety ketimbang sasis asli yang dibolong-bolongi. Di bawah ini tersedia sasis untuk Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Satria F-150 dan Yamaha Mio. Silakan dilirik!



Mio Dua Pilihan
Beberapa pilihan coba ditawarkan buat pemacu Yamaha Mio. Sebab, ada dua bahan yang ditawarkan. Titanium dan juga aluminium. Titanium bobot lebih enteng. Kurang lebih 1,7 kg.

Harga tertinggi sasis titanium Rp 11 jutaan. Sedang aluminium, dijual sekitar 6,5 jutaan. Harga itu sudah termasuk segitiga dan setang.

Piston CBR Terbukti Ampuh Buat Satria F150

 

Bikers Indonesia. 25 Februari 2011 - Piston Honda CBR150 dipakai di Suzuki Satria F-150 terbukti ampuh. Geberan Antonius Petruk itu jauh meninggalkan lawan dengan selisih waktu hampir 2 detik. Tepatnya di Karawang Drag Bike 2011 lalu.

Motor milik Roby Davidsen Tansil dari New Gaya Motor ini, jawara di kelas FFA s/d 250 cc 4-tak. Ia menang berkat aplikasi piston milik Honda CBR150 yang lebih ringan.
Piston atau seher CBR150 cukup menguntungkan. Karena ringan dan bentuknya sudah seperti racing. Badan seher hanya sedikit yang bergesekan dengan dinding liner. Menguntungkan buat motor drag bike yang semuanya harus serba ringan.

Seher CBR150 yang digunakan oversize 300. Kini kapasitas silinder 215 cc karena sudah dibarengi naik stroke dengan penggantian setang seher punya Yamaha LS3.


Diameter seher 66,5 mm dibarengi stroke jadi 62 mm. Ini setelah pen kruk as dimodifikasi dan aplikasi pakai setang piston Yamaha LS3.
 
Tidak hanya seher dan stroke yang naik, rencananya magnet juga begitu. Dibikin lebih maju teknologinya. Magnet dibikin seperti milik spesial engine. Tapi, buat sendiri. Bentuknya mirip YZ125 namun sistem basah atau kerendam oli. Bobotnya dibikin 320 gram.

Pilih bobot 320 gram (lebih berat 20 gram dari magnet asli YZ125 atau motor drag umumnya), jelas punya alasan. Kata pria sumringah ini, bobot sedikit berat untuk mengejar rpm tengah ke atas. Ditujukan imbangi bobot total Satria F-150 yang cukup berat di kelasnya.

Biar piston enggak mentok, kompresi diamankan dengan memapas lingkar luar atau mendem piston 2 mm. Volume ruang bakar didukung kem LHK dan knalpot handmade.

Ia dapat dari pemilik motor tanpa diubah ulang. Karena speknya pas dengan karakter mesin. Cuma buka-tutup sangat rahasia.


DATA MODIFIKASI
Karburtor : Keihin PJ34 (40/122)
Per kopling: DBS
Pengapian : BRT I-Max 24 Step
Sok belakang : Kitaco 32 clik
Arm : Aluminium Thailand

Kamis, 24 Februari 2011

Modif KTM 250SXF Part Option Campuran 4 Tak


Bikers Indonesia. 24 Februari 2011 - Special engine atau SE memang khusus untuk balap. Seperti KTM 250SXF yang aslinya untuk motocross. Walau dipakai drag bike tidak masalah dan cukup perubahan kecil. Cukup menggunakan part option yang memang spesial untuk KTM 250 cc ini.


Hasilnya digeber 3 joki dan juara. KTM milik tim Kolor Ijo atau biasa disebut K-Ijo Mandiri asal Nganjuk, Jawa Timur ini masuk urutan tiga besar dalam kelas campuran 4-tak 250 cc.

Toni Cupank, Taufik Omponk dan Rico Boncel dikukuhkan sebagai juara I–III di event drag di Tawang Mas, Semarang, Minggu lalu. Malah oleh Taufik, saat penyisihan tembus di 7,6 detik.

"Memang. Tidak banyak yang disentuh, hanya main di part option. Mekaniknya, Faturohman. Adiknya Mas Sapuan,” bilang Raditya Haria Yuangga.

Misalnya, piston. Biar lebih umbar power, dipakai penggebuk ruang bakar merek Wiseco. Pilihan ditetapkan pada diameter 76,2 mm. Dengan stroke standar SXF yang 55 mm, kapasitas silinder sekarang bermain pas di 250 cc.

Sebagai penyesuaian, kepala silinder ikut dipapas. Tujuannya, demi mengkail kompresi lebih tinggi lagi dari standar yang 12,8 : 1. “Head dipapas sekitar 2 mm. Lalu, kubah disesuaikan lagi,” sebut Angga, panggilan akrab pria yang tinggal di Jl. Lurah Surodarmo, Jawa Timur ini.




Dengan kompresi yang lebih tinggi, power bawah juga akan lebih terdongkrak. Kini, perbandingan kompresi di ruang bakar sentuh angka 14,1 : 1.


Permainan di sektor engine, masih dilakukan lewat penggantian noken as racing. Enaknya, KTM sudah tersedia part racing aftermarket. Jadi, semacam teknik bolt-on atau bisa langsung pasang untuk bisa menerapkannya langsung. Pakai merek Factory SS, kem tinggal pasang.

Pantas saja! Ketika di garis start, suara 250SXF kelir hijau kinclong ini terasa gahar. Blar...blar... Podium!



SOK DEPAN RX-KING


Buat tarung di trek aspal, sok depan upside down dipensiunkan. Selain berat, fungsinya juga tidak terlalu dibutuhkan. Maka itu, Angga mengaplikasi sok depan milik Yamaha RX- King. Jarak main sok pun juga dipangkas demi cegah ban depan terangkat.

Tapi, untuk as komstir, disesuaikan dengan KTM punya. Jadi, tidak merusak. “Kalau mau pakai upside down lagi, jadi masih bisa,” kata pria ramah berusia 23 tahun ini.

Oh ya! Sebenarnya ada permainan lain seputar engine. Yaitu, pergantian gigi rasio. Mulai gigi I–4, rasio diganti. Tapi sayang, Angga sedikit enggan buat sebutkan perbandingannya. Mungkin, karena part itu juga yang menjadi rahasia pacuan yang sempat memakan waktu sekitar 30 menit saat scrut ini. Waduhhh... 


DATA MODIFIKASI
Ban belakang    : Battlax 70/70-17
Ban depan         : Comet M1 2,25x17
Pelek                  : TDR
Main jet              : 140
Final gir              : 16/ 42

sumber : MotorPlus

Ketika Yamaha Vega R Pakai Head Jupiter

Bikers Indonesia. 24 Februari 2011 - Buat dongkrak kapasitas silinder Yamaha Vega R lebih besar, tidak sedikit tunner mengandalkan blok dan head silinder Jupiter-Z. Meski  banyak kelebihan diusung., tapi, tetap ada penyesuaian.


Bicara penyesuaian, itu belakangan ya. Lebih baik bicara keuntungan atau kelebihan aplikasi part Jupiter-Z ke Vega lebih dahulu. Pakai blok silinder Jupiter, bore up bisa besar.


Iya! Jarak baut empat dengan linner agak lebih lebar. Jadi, boring pun masih bisa disesaki piston lebih besar lagi. Pastinya, lonjakan power akan lebih besar.

Kelebihan lain yang diberikan, ketika aplikasi kepala silinder Jupiter-Z itu sendiri. Menurut Anggi, bagian head Jupiter memiliki logam yang cukup tebal lapisannya. Jadi, memungkinkan ditunner lebih besar ketimbang blok Vega R.

Terutama bagian exhaust. ‘Daging’ Jupiter-Z lebih tebal dari Vega. “Buat dibikin lebih besar lagi, jadi enggak perlu khawatir, masih memungkinkan,” bilang mekanik yang kental logat Betawi itu.

Beda dengan head Vega ketika dimakan bor tunner untuk memperbesar lubang exhaust. Kata Anggi, terkadang head jadi bolong atau bocor karena daging yang diambil terlalu besar.

Bicara penyesuaian nih! Ketika aplikasi head dan blok Jupiter, rantai keteng juga harus diganti pakai tipe sama. Ya! Pakai rantai keteng set si Jupie-Z!

Tapi harus ditebus satu set! Gigi sentrik bawah, dijual sekitar Rp 120 ribuan. Buat melepasnya, harus menggunakan tracker. Sedang gigi sentrik atas, dipasangi banderol Rp 29 ribu. Lalu, rantai ketengnya sendiri dijual sekitar Rp 56 ribu.

Rabu, 23 Februari 2011

Luncurkan CBR250, AHM Boyong Pedrosa Cs ke Sentul

Bikers Indonesia. 23 Februari 2011 - PT Astra Honda Motor (AHM), akhir pekan ini akan memboyong pembalap MotoGP ke Jakarta, yaitu Dani Pedrosa, Casey Stoner, dan Andrea Dovioso.

Selain kedatangannya ke Jakarta untuk mengahadiri undangan PT AHM, Trio Repsol Honda tersebut akan mengasah ketangguhan produk terbaru Honda yaitu CBR250R di sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor.

Kedatangan tiga pembalap motoGP asal Repsol Honda, merupakan suatu kunjungannya setelah kehadirannya di Sirkuit Sepang, Malaysia, dan kemungkinan meraka akan mencoba CBR250R di sirkuit Sentul.

Walau dikabarkan Trio Repsol Honda datang pekan ini, PT AHM masih merahasiakan kapan dan tepatnya mereka datang ke Jakarta. Bahkan untuk motor terbarunya pun, PT AHM masih enggan membeberkan spesifikasi mesin yang akan di luncurkan nanti. 

Sebelumnya PT Yamaha Motor Kencana Indonesia pernah mendatangkan Juara dunia beberapa kali asal Italia yaitu Valentino Rossi ke Tanah Air dari tim Fiat Yamaha serta Jorge Lorenzo.

Kampas Kopling Tiger Menyumbat Jalur Oli?

Jika rontok menyebabkan piston macet
Bikers Indonesia. 23 Februari 2011 - Seorang teman redaksi mengalami macet piston pada Honda Tiger Revo 2007 miliknya. Setelah dibongkar ditemukan banyak serbuk berasal dari hancurnya kampas kopling.


Menurut mekanik yang ngebongkar, kampas kopling kemakan sampai meninggalkan geram-geram dan itulah yang membuat macet jalur oli.

Peristiwa ini terjadi pada akhir 2010 lalu. Menurut Wahyu, sepertinya kualitas kampas kopling Tiger generasi terakhir berbeda dengan yang awal. Ia sudah lama pakai Tiger dan di rumah juga ada Tiger 2002, sampai sekarang kampas kopling
masih bagus tuh.


Setelah dia lihat di toko spare-parts, sepertinya memang ada perbedaan antara kampas versi lama dan keluaran baru.



Bukan cuma Wahyu saja yang menemui masalah ini. Ia juga sering menemui seperti itu di motor konsumen, oli tercampur material lain seperti geram-geraman itu.


Sepertinya memang ada perbedaan bahan dengan yang lama, kita mengenalnya dengan kampas kopling Jepang asli, tapi itu sudah jarang ada sekarang.

Kondisi jalan yang semakin macet sangat mempengaruhi penggunaan kopling. Sehingga beban gesekan dan panas kampas kopling bertambah. Sangat mempengaruhi umur pemakaian kampas kopling.
Saat ditanyakan masalah kampas Jepang dan lokal dijelaskan katanya lokalisasi produk sangat wajar bagi setiap produsen untuk menekan biaya delivery.

Untuk mengatasi masalah piston sampai macet tadi, disarankan untuk lebih mempercepat periodesasi  penggantian oli. Selain itu, tentunya juga cara berkendara dan setingan kopling yang memang perlu diperhatikan lagi.


Untuk menghindarinya, harus lebih sering ganti oli (kiri). Buatan Thailand? Aneh ya. di sana kan ga ada Tiger? (Kanan).

JEPANG, THAILAND DAN LOKAL
Setelah disurvey di beberapa toko spare-parts, kampas kopling Honda Tiger yang diproduksi Honda ada tiga pilihan. Ketiganya dilengkapi tulisan Honda dan barcode. Ada yang diklaim buatan Jepang, Thailand dan tentunya juga lokal.



Tentu saja harga ketiganya juga beda. Untuk yang Jepang harga per lembar kurang lebih Rp 80 ribu, kalau 5 lembar ya tinggal dikalikan. Ini yang termahal.


Selain itu ada juga buatan Thailand, harga per lembar antara Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu.


Sedangkan yang buatan lokal AHM harga eceran tertingginya (HET) Rp 100 ribu, tapi banyak toko menjual Rp 82 ribu/set atau lima lembar. 


Ayo pilih mana?


sumber : MotorPlus

Modif Honda BeAT, Square Jawara Kelas 150 cc


Bikers Indonesia. 23 Februari 2011 - Square alias sama antara diameter x stroke piston, jadi kunci kemenangan drag bike kelas 155 cc. Tepatnya di Honda BeAT pacuan Ardiansyah Ucil dari tim Hariot Key Speed, Bandung. Juara 1 pada pentas adu kebut trek lurus di Harapan Indah, Bekasi beberapa waktu lalu.

Konstruktor alias perancang mesin BeAT sanggup 8,61 detik di trek 201 meter ini, yaitu duet maut antara Rio Teguh dan Kentardima. Mereka sukses membuat square antara diameter x stroke piston yaitu 58 x 58 mm.



Di atas kertas, bisa dihitung. Kapasitas silinder mencapai 153,2 cc.


Untuk membuat square dengan hitungan diameter x stroke 58 x 58 mm, paling awal dicari piston dahulu. Dianggap paling pas adalah piston Honda Sonic. Tentunya dicari versi yang orisinal supaya lebih tahan gebuk.


Piston ini dianggap lebih ringan dibanding piston lain. Kekuatannya juga terjamin karena yang dipakai orisinal Honda Sonic. Asyiknya lagi, lebih pendek dari piston standar BeAT. Sehingga posisinya lebih mendem dan tidak perlu lagi pakai paking tebal untuk bisa naik stroke.

Piston Sonic juga punya lubang pen yang sama dengan BeAT. Yaitu 13 mm. Sehingga memang lebih menguntungkan. Klop sama lubang setang piston standar.


Selanjutnya tinggal membuat agar stroke Honda BeAT jadi pas 58 mm. Cukup pakai pen stroke 1,5 mm. Penambahan stroke jadi 3 mm,.


Kondisi standar, stroke atau langkah piston Honda BeAT yaitu 55 mm. Ditambah kenaikan 3 mm, stroke akhirnya jadi 58 mm. Kondisi ini membuat BeAT jadi benar-benar square.

Mesin square punya keuntungan. Antara power dan torsi jadi seimbang. Didapatkan torsi besar namun putaran mesin juga cepat naik. "Dari hasil dynotest power 19,2 dk," beber Kentar.


Tinggal bermain di kepala silinder. Kunci tenaga mesin 4-tak adanya di head. Dan bagian itu memang Tetap harus digarap serius. Kepala silinder cukup menggunakan klep Honda Sonic. Ukuran katup isap 28 mm dan buang 24 mm.

Durasi 265 derajat


Ukuran lubang inlet juga ikut mempengaruhi power. Dipadukan dengan klep Sonic itu, Kentar korek lubang isap sampai 26 mm. Untuk lubang buang 23 mm.


Baru kemudian dipadukan dengan kem Kawahara yang durasinya diatur ulang. Kem isap dan buang dibuat sama-sama membuka selama 265 derajat.


Kem isap dan buang irama membukanya dibuat sama. Klep isap membuka 25 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah).


Sedang klep buang membuka 60 derajat sebelum TMB dan nutup 25 derajat setelah TMA.


DATA MODIFIKASI
Ban depan : Vee Rubber 60/80x17 
Ban belakang : Vee Rubber 50/90x17
Pelek depan : Exel Takasago 1,20x17
Pelek belakang:  Exel Takasago 1,40x17

Sulit Isi Angin Ban Lebar? Pompa Sambil Di ikat

Bikers Indonesia. 23 Februari 2011 - Pemilik skubek low rider mungkin pernah alami susah pompa ban waktu gembos. Karena ban dan pelek yang digunakan besar juga lebar. Sehingga saat diisi angin, lingkar dalam ban tidak sempurna menapak ke pelek.


Masalah ini kerap terjadi pada ban baru tubeless. Jika tidak hati-hati saat mencungkil ban, bibir ban bisa sobek. Ini juga penyebab ban sulit diisi angin.


Pemakaian ban juga ada toleransinya. Tidak boleh kelewat lebar. Seperti pelek maksimal ban 5 inci dipaksa pake ban 6 inci. Begitu mau dipasang susah dan saat ban dicongkil bisa bikin bibir ban sobek.

 Ban lebih dulu di ikat tali yang kuat mengikuti alur ban (kanan)


Biar tidak sulit Anton kasih solusi. Ban terlebih dahulu diikat tali mengikuti alur ban. Ini dilakukan untuk membuat bibir ban menempel kuat ke bibir pelek. Jika sudah diikat kencang, angin bisa diisi.

Dan bagi pemakai ban non tubeless, baiknya gunakan ban dalam 12 inci di pelek 14 inci. Karena jika dipaksakan, ban dalam akan terlipat saat diisi angin. Ini yang menyebabkan ban dalam jadi cepat rusak.

Selasa, 22 Februari 2011

New Jupiter MX Jadi 6 Speed

Tambah melejit dengan 6 speed
Bikers Indonesia. 22 februari 2011 - Di saat orang lain heboh dengan kehadiran New Jupiter MX yang punya 5 speed, Paolo Irfansyah sudah modifikasi menjadi 6 speed. "Itu saya lakukan karena setelah bongkar, banyak komponen yang sama dengan V-ixion atau Yamaha R 15 yang beredar di India," kata Ivan, sapaannya sehari-hari.


Menurut Ivan, New MX ini bisa dipasang paketan dari R 15 karena main axle dan driven axle-nya sama dengan V-ixion. Nah, itu kan komponen utama, jika sama dengan V-ixion maka yakin MX baru bisa dibuat 6 speed. Hal ini tidak bisa dilakukan pada MX lama.
Paketan ini terdiri dari 7 barang dari motor India tadi. Terdiri dari main axle, shift drum, gear 3 dan 4 pinion, gear 5 pinion, gear 5 wheel, gear 6 pinion dan gear 6 wheel. Tapi, memang perlu sedikit modifikasi, khususnya pada shift drum. Selebihnya pakai standar New MX.


Hal itu karena pada shift drum R 15 tonjolan di bagian atasnya kecil, sehingga enggak pas jika dimasukkan dalam crankcase New MX tadi, karena itu perlu dibuatkan lapisan semacam bos supaya masuknya pas.


Komposisi rasio sekarang dengan 6 percepatan (kiri). Kiri setelah pasang bos dan kanan sebelum dipasang shift drum R15 (kanan).

Bos ini dibuat dari bahan babet yang ketebalannya hanya 1 cm. Keberadaan bos tadi juga membuat indikator gigi di spidometer masih bisa dan tetap berfungsi.


Tetap sampai 5, jika masuk gigi 6 indikatornya mati, paketan ini dijual berkisar Rp 3,5 juta.
Paketan ini sifatnya tinggal pasang alias cukup main bolt-on. Ivan sudah merangkainya termasuk untuk pembuatan bos di shift drum tadi. Mau tanya lebih jauh bisa kontak langsung Ivan di nomor 0813-1939-2333. 


RASIO STANDAR NEW MX:

1st = 34/12 (2.833)
2nd = 30/16 (1.875)
3rd = 30/21 (1.429)
4th = 28/24 (1.166)
5th = 26/27 (0.962)

RASIO SETELAH DIPASANG R 15:

1st = 34/12 (2.833)
2nd = 30/16 (1.875)
3rd = 30/22 (1.364)
4th = 24/21 (1.143)
5th = 22/23 (0.957)
6th = 21/25 (0.840)

sumber : MotorPlus