Rabu, 23 Februari 2011

Kampas Kopling Tiger Menyumbat Jalur Oli?

Jika rontok menyebabkan piston macet
Bikers Indonesia. 23 Februari 2011 - Seorang teman redaksi mengalami macet piston pada Honda Tiger Revo 2007 miliknya. Setelah dibongkar ditemukan banyak serbuk berasal dari hancurnya kampas kopling.


Menurut mekanik yang ngebongkar, kampas kopling kemakan sampai meninggalkan geram-geram dan itulah yang membuat macet jalur oli.

Peristiwa ini terjadi pada akhir 2010 lalu. Menurut Wahyu, sepertinya kualitas kampas kopling Tiger generasi terakhir berbeda dengan yang awal. Ia sudah lama pakai Tiger dan di rumah juga ada Tiger 2002, sampai sekarang kampas kopling
masih bagus tuh.


Setelah dia lihat di toko spare-parts, sepertinya memang ada perbedaan antara kampas versi lama dan keluaran baru.



Bukan cuma Wahyu saja yang menemui masalah ini. Ia juga sering menemui seperti itu di motor konsumen, oli tercampur material lain seperti geram-geraman itu.


Sepertinya memang ada perbedaan bahan dengan yang lama, kita mengenalnya dengan kampas kopling Jepang asli, tapi itu sudah jarang ada sekarang.

Kondisi jalan yang semakin macet sangat mempengaruhi penggunaan kopling. Sehingga beban gesekan dan panas kampas kopling bertambah. Sangat mempengaruhi umur pemakaian kampas kopling.
Saat ditanyakan masalah kampas Jepang dan lokal dijelaskan katanya lokalisasi produk sangat wajar bagi setiap produsen untuk menekan biaya delivery.

Untuk mengatasi masalah piston sampai macet tadi, disarankan untuk lebih mempercepat periodesasi  penggantian oli. Selain itu, tentunya juga cara berkendara dan setingan kopling yang memang perlu diperhatikan lagi.


Untuk menghindarinya, harus lebih sering ganti oli (kiri). Buatan Thailand? Aneh ya. di sana kan ga ada Tiger? (Kanan).

JEPANG, THAILAND DAN LOKAL
Setelah disurvey di beberapa toko spare-parts, kampas kopling Honda Tiger yang diproduksi Honda ada tiga pilihan. Ketiganya dilengkapi tulisan Honda dan barcode. Ada yang diklaim buatan Jepang, Thailand dan tentunya juga lokal.



Tentu saja harga ketiganya juga beda. Untuk yang Jepang harga per lembar kurang lebih Rp 80 ribu, kalau 5 lembar ya tinggal dikalikan. Ini yang termahal.


Selain itu ada juga buatan Thailand, harga per lembar antara Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu.


Sedangkan yang buatan lokal AHM harga eceran tertingginya (HET) Rp 100 ribu, tapi banyak toko menjual Rp 82 ribu/set atau lima lembar. 


Ayo pilih mana?


sumber : MotorPlus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar