Minggu, 24 Oktober 2010

Freestyle Seharusnya Bisa Jadi Tontonan Keluarga

Samarinda 25 Oktober 2010 - Freestyle kerap diasumsikan sebagai olahraga yang sangat berbahaya. Mungkin hal ini ada benarnya mengingat freestyle tergolong olahraga ekstrim. Karena itulah Indonesia minim bibit-bibit freestler handal.
Tapi itu dulu, kini olahraga akrobatik menggunakan sepeda motor tersebut berkembang cukup pesat. Di beberapa daerah di Tanah Air bermunculan freestyler-freestyler lokal dengan teknik yang cukup mumpuni.

Berbagai kompetisi freestyle juga kerap diselenggarakan di sejumlah kota besar di Indonesia. Namun tetap saja freestyle belum sepopuler olahraga lain seperti sepak bola.

Ketua Indonesia Freestyle Association (IFA) Eduard Royke Laluw menyebutkan, perkembangan freestyle di Indonesia seharusnya bisa membawa olahraga ini bukan cuma dinikmati para pecinta automotif tapi juga bisa sebagai tontonan keluarga.
"Sudah seharusnya kini kita buat bagaimana freestyle bisa menjadi tontonan seluruh keluarga," tutur Royke ketika ditemui disela U Mild U Bikers Festrack 2010 Samarinda, Kalimantan Timur, akhir pekan kemarin.

Untuk urusan teknik, para freestyler domestik dianggap oleh Royke sudah bisa cukup membanggakan. "Tapi yang patut diperhatikan, freestyler juga harus memperhatikan teknik agar tetap safety," kata dia.

Agar makin dapat diminati sebagai tontonan keluarga Indoneisa, Royke membuat sejumlah rombakan pertunjukan freestyle di dalam negeri. "Trek yang tadinya panjang kita bikin hanya 70 meter, atau bahkan kalau bisa lapangan basket cukup untuk pertunjukan ini," ujarnya.

Selain itu kembali kepada diri freestyler itu sendiri, harus terus meningkatkan penguasaan terhadap sepeda motor dan juga teknik-teknik freestyle agar jadi tontonan yang makin menghibur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar